Jumat, 04 September 2020

Berpolitik Dengan Jalan Spiritual


Politik senyatanya adalah dunia yang penuh resiko. Orang bisa bermanuver dengan segala cara untuk mengalahkan orang lain. Maka, kebanyakan para spiritualis tidak mau terjun ke dunia politik karena menghindari hal ini. Luasnya, dasar anggapan bahwa politik itu kotor. Di sana penuh ambisi dan obsesi untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan.
Namun, kehidupan kita ditentukan oleh arah politisi. Keputusan dan kebijakan diambil oleh penguasa politik. Akhirnya, orang-orang yang tidak berada dalam dunia politik hanya menjadi objek penderita. Repotnya, para pengambil keputusan ini jauh dari keterhubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Inilah akibat dari keterpisahan antara spiritual dan politik.
Isu Covid-19 adalah dampak nyata yang dirasakan semua pihak akibat pengambilan keputusan politik yang salah.

Sebagai spiritualis, kita hanya berfungsi sebagai pemadam kebakaran. Kita menyelesaikan isu dalam tataran energi, tapi tidak menyelesaikannya secara tuntas dan berkelanjutan. Kita tidak menata sistem negara ini secara utuh. Maka hal ini menjadi logis saat Semesta memberi titah bahwa sudah saatnya para spiritualis terjun ke dunia politik.  Dengan manuver ini dimungkinkan perubahan budaya dalam berpolitik.

Pancasila tidak dihayati nilai-nilainya secara penuhsejak tahun 1965. Padahal Pancasila adalah jalan hidup untuk mengembalikan keagungan dan kejayaan bangsa. Sebagai contoh dalam kehidupan politik, arahannya tertera pada sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Sila keempat mengedepankan pada kedaulatan rakyat. Rakyat sebagai gerbongnya harus ditarik oleh lokomotif berupa pemimpin yang hidup dengan "Hikmat Kebijaksanaan". Hikmat kebijaksanaan adalah buah keterhubungan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.  Ini adalah tuntunan Tuhan yang muncul dari relung hati. Maka dasar semuanya adalah hening cipta. Lewat hening cipta setiap individu mampu menangkap suara tuntunan Nya.

Kita yang tergabung dalam partai Gemah Ripah ini sedang melakukan eksperimen mengembalikan budaya spiritual yang merupakan jalan keagunagn dan kejayaan Nusantara ke panggung politik. Yang tergabung di sini biarlah terpanggil karena keselarasan vibrasi secara alami. Kita sedang membangunkan jiwa Agung yang sedang tertidur.

Maka dari itu prioritas kita adalah semua yang tergabung dalam partai Gemah Ripah di pastikan mendapat manfaatnya. Sederhana nya kami pengurus inti bertanggung jawab memastikan hidup anda semakin berkualitas, Jiwa anda bertumbuh. Anda menjadi lebih bahagia dan penuh suka cita karena menemukan energi baru dalam kehidupan. Tinggal kita bisa jujur mengevaluasi, jika anda tidak semakin bahagia, sadari apakah itu karena para pengurus partai gagal mengayomi anda atau antena anda yang rusak sehingga tidak mengerti tuntunan yang di sampaikan ?

Di dalam partai ini kita saling mengayomi berdasarkan hikmat kebijaksanaan. Secara garis besar partai ini akan di bentuk pola sebagai berikut untuk memberdayakan kader :

1. Kajian
Kegiatan kajian ini adalah ngaji pancasila. Tujuannya untuk menyalakan api pancasila dalam sanubari calon kaderisasi. anda akan belajar untuk terhubung  dengan Tuhan Yang Maha Esa hingga ada dalam kesatuan Agung.

2. Pengasuhan
Di setiap daerah akan di asuh dan di ayomi oleh seseorang tetua atau sesepuh, yakni mereka yang konsisten ada di dalam kebahagiaan sejati. Maka nya kepada siapaun yang tergabung dengan partai ini, butuh kerendahan hati untuk menerima pembelajaran dari pembimbing partai agar terus bertumbuh dan bertransformasi menjadi tetua yang tercerahkan.

3. Keberdikarian Ekonomi
Keberdikarian ekonomi dalam partai ini untuk merealisasikan kerja kita. Kita harus mampu mendayagunakan kekuatan untuk saling bertumbuh, mendukung dan mengayomi. Di upayakan agar setiap anggota bisa mendapatkan manfaat para pelaku usaha mikro atau UKM bisa di bantu agar lebih berdaya dan mendapat dukungan terhadap usaha nya.

Pembimbing partai menegaskan bahwa di partai ini tidak ada persaingan. Yang ada hanya saling mendukung dan menebar kebahagian.
Untuk memilih siapa yang memenuhi posisi apa tidak, di butuhkan persaingan. Persaingan adalah pangkal penderitaan, segala keputusan di ambil berdasarkan hikmat kebijaksanaan. di dalam keheningan, Tuhan memberikan petunjuk NYa.
Di sini tidak di butuhkan ambisi dan obsesi karena segala sesuatu nya berdasarkan hikmat kebijaksaan tertuntun oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Misi besar kita adalah mengembalikan nilai-nilai pancasila  agar di hayati dalam  kehidupan berbangsa dan bernegara. Biarlah di sanubari setiap orang menyala api pancasila, setiap orang mencapai kesadaran luhur dan anda dalam kesatuan Agung.

Ada banyak istilah tentang hal ini :

1. Jumbuh kawula gusti (jawa)
2. Kesatuan alfa omega (kristen)
3. Wihdatul wujud  ( sufi )

Apapun istilah nya anda jangan terjebak yang terpenting esensi nya dan terapan dalam keseharian anda.

Kerja kita yang paling prioritas sekarang adalah tekun di dalam keheningan, biarlah anda semua mampu menyalakan api pancasila di dalam sanubari dan di arahkan menjadi role model manusia pancasilais.

Nilai-nilai spiritual ke ranah politik bukanlah hal baru untuk bangsa kita. Pada masa kepemimpinan Soekarno, spiritual di terapkan di dunia politik. Syarat nya pemimpin yang tercerahkan. Kejayaan nusatara akan kembali, jika banyak bermunculan orang-orang berjiwa murni. Segala sikap dan tindakannya tertuntun oleh kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa yang mampu memimpin hikmat kebijaksaan.
Jika anda menemui pejalan spiritual lainnya menganggap anda sesat itu hal yang lumrah tidak usah berkecil hati, label bukan segala nya yang terpenting adalah esensi nya. Kita di sini menyalakapi pancasila di dalam sanubari demi indonesia yang Agung dan Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Comments

Diberdayakan oleh Blogger.