Saya katakan apa adanya, tidak mudah bagi saya untuk menemukan sesama pembimbing spiritual yang benar-benar klik karena selaras vibrasinya. Meski labelnya sama jika vibrasinya berbeda pasti tidak gathuk alias tidak nyambung. Maka kita tidak bisa berkolaborasi dengan semua orang meski inginnya begitu.
Sebuah anugerah bagi saya, bisa berjumpa dengan beliau ini. Beliau tinggal di Lampung dan mengajarkan Ilmu Sejati. Saat saya memandu workshop di Pringsewu Lampung, beliau ikut serta - itu menjadi momen bagi beliau untuk tahu secara faktual apa yang saya ajarkan dan bagaimana cara saya mengajar. Dari momen itu, dinyatakan bahwa apa yang saya ajarkan tidak meleset sedikitpun dari 18 pokok ajaran Ilmu Sejati yang beliau bimbingkan kepada murid-muridnya. Bedanya cuma pada bahasa karena saya pakai bahasa kontemporer - dan beda kedua saya ngajarnya acak karena tidak dikonsep, hanya ngglundung mengalir.
Saya senang bertemu beliau ini karena ibarat pendekar silat, saya bisa ketemu lawan tanding yang imbang yang memacu saya untuk banyak belajar dan berbenah lagi. Ada banyak hal yang secara teori sudah saya mengerti tapi saya belum bisa praktikkan, beliau sudah pernah mengalaminya: antara lain teleportasi dan penggandaan tubuh fisik. Kalau jalan -jalan melintasi ruang waktu, atau menggandakan diri di level tubuh astral, itu hal biasa. Tapi kalo bisa lakukan itu hingga di level tubuh fisik, itu luar biasa dan saya belum bisa.
Terkait dengan laku hingga level masing-masing saat ini, ternyata laku saya masih jauh lebih manusiawi. Beliau melakukan atau mengalami hal yang saya rasanya gak bakal sanggup: bertapa di puncak Gunung Dempo selama 80 hari, berjumpa dengan para datuk harimau di sana, dan tetap hidup dengan jiwa yang murni. Dengan modal inilah, ada pendekar yang mewarisi gen inyik (manusia harimau) yang takluk dan jadi muridnya. Hal lain, dulu saking bandelnya beliau ini ditangkap oleh kakeknya dan dimasukkan ke dalam peti dan baru dilepas setelah 40 hari. Sementara saya basis lakunya lebih banyak di meditasi, agak ekstrim ya hanya di fase 2008-2013 sering blasukan ke gunung, hutan.
Bisa dibilang beliau ini mewakili model laku orang-orang jaman dulu. Sementara saya prototype jaman sekarang - dulu titik tekannya pada awalnya adalah di ketahanan tubuh dan kesaktian, sementara sekarang lebih pada kesadaran. Tapi perbedaan itu bukan halangan untuk berkolaborasi karena selama vibrasi selaras dan tujuan sama, berbeda itu indah.
Selanjutnya kami memang bakal banyak berkolaborasi, terutama dalam merintis dan membesarkan Partai Gemah Ripah. Beliau mau bergabung karena sudah menakar energi saya dan berdasar perhitungan kuna semuanya sudah pas.
Kita lihat bersama apa yang akan terjadi...